Baru aja kemaren saya bahas tentang "Udah gak nafsuan lagi" di artikel sebelumnya Kurang Nafsuan Baca, Lebih Nafsuan Nonton, tiba-tiba muncul di beranda medium artikel tentang beberapa hal yang bisa bikin otak kita makin lelet mikir.



Yang bikin saya makin tertarik sama artikel tersebut adalah dia membahas salah satu hal yang terkait dengan artikel saya sebelumnya, yaa kira-kira mirip-miriplah, tapi dia jelasin lebih jelas dan gamblang, dan juga ternyata punya istilahnya sendiri.

Kalo mungkin kemarin saya bahasnya itu tentang beberapa konten-konten yang kurang baik dikonsumsi, kalo dia lebih mengistilahkan konten itu mirip kayak kita makan junk food. Tentunya yang namanya junk yaa gak baik dikonsumsi apalagi jangka panjang, karena selain bisa mempengaruhi fisik, apalagi kinerja otak, maka dampaknya ke otak seperti itu terhadap konten-konten yang memproduksi junk.

Di artikelnya Shivendra Misra nama author artikel yang saya kutip dia bilang gini,

When I caution people (and myself) from watching such shows, they say “It’s harmless!” I say, “Well, yeah, eating a burger every morning also seems harmless but over time it has disastrous effects"

Kira-kira maksudnya kayak gini "Waktu saya kasitau temen supaya gak usah nonton yang kayak acara-acara reality show di tv, dia jawab "Ini gak bahaya kok!" Saya jawab, Oke, makan burger tiap pagi juga kayaknya gak bahaya tapi lama-lama jadi penyakit"

Seiring dengan itu juga, dia juga kutip perkataan salah satu psikiater sekaligus dokter yang bilang,

Reality TV is junk food for our brain, and in the same way that junk food rots our teeth and makes us sick, bad reality TV rots our brain and makes us rude

- Dr. Marcia Sirota

Dari sini kesimpulannya, acara tv itu kayak junk food yang kita kasi makan otak kita, dengan cara yang sama junk food merusak gigi kita dan membuatnya sakit, acara buruk tv membuat rusaknya otak kita.

Setelah saya analisa, saya sendiri juga ternyata ikut serta dengan sukarela buat ambil bagian jadi konsumer di dunia perkontenan junk, jadi saya tau rasanya kayak gimana. Makin lama kita konsumsi, makin terasa sulit untuk mulai fokus, baik untuk bekerja atau belajar dan hal lain yang membutuhkan fokus. Sehingga kita lebih memilih terus-terusan menikmati konten junk ini dan berlama-lama.

Jadi sekarang kita udah tau dampaknya konten-kontes yang kita konsumsi seperti apa, maka mulailah dari sekarang untuk menjaga konten-konten yang bakal kita masukin ke otak karena itu bisa mempengaruhi kinerja dan kualitas otak. 

Link sumber artikel saya kutip dari medium Shivendra Misra